Energi Kepahlawanan, Spirit Perjuangan




            November 1945, menjadi momentum sejarah perlawanan rakyat Indonesia terhadap ancaman penjajahan yang kembali menghampiri pasca proklamasi. Sebuah tanggungjawab rakyat yang diwujudkan sebagai bentuk perlawanan penuh dengan spirit perjuangan di dalamnya.   Satu keteguhan kuat dalam mempertahankan kedaulatan serta meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa terdahulu. Tidak mengherankan, pekikan takbir dalam orasi Bung Tomo kala itu menjadi energi yang cukup kuat untuk mengusir sejauh mungkin segala bentuk ancaman penindasan di negeri ini. Sebuah harapan dan perjuangan bangsa untuk benar-benar keluar dari jeratan penjajahan yang membelenggu bertahun-tahun silam. Sepenggal historis dari serangkaian kisah heroik yang menjadikan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional.
            Momentum peringatan Hari Pahlawan kali ini menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan bulan Rabiul Awal, bulan dimana pahlawan terbaik sepanjang masa (Rasulullah)  dilahirkan di dunia. Seorang manusia yang sedari kecil tumbuh dan melekat didalam dirinya karakter tangguh sebagai sosok berpengaruh. Tumbuh dalam kondisi masyarakat yang tidak baik-baik saja, dimana penindasan  makin subur serta moralitas hancur dilindas kejahiliyahan. Sang Pahlawan dengan berbagai kisah heroiknya yang mampu membawa perubahan dan perbaikan peradaban manusia. Panutan yang patut diteladani di setiap jengkal kehidupannya. Kehadirannya menyatukan, ditengah kuatnya fanatisme kabilah dan kesukuan. Kegigihan dan kesabarannya menghiasi setiap perjuangan, meskipun halangan dan rintangan silih berganti berdatangan. Kepemimpinannya menjadi tumpuan peradaban, membuka belenggu kejahiliyahan menuju peradaban manusia yang beragama, bermoral, maju, serta berkeadilan.
             Keteladanan Rasululullah serta energi kepahlawanan para pejuang bangsa ini sudah seharusnya tertanam dalam-dalam di setiap jiwa pemuda. Kehadiran pemuda akan sangat dinantikan masyarakat di tengah berbagai problematika umat maupun kondisi bangsa saat ini. Energi kepahlawanan harus senantiasa muncul sebagai spirit perjuangan dalam melawan musuh abadinya, yakni kebathilan. Kebathilan yang dapat menyengsarakan rakyat, maupun kebathilan yang menyebabkan rakyat tidak mampu merasakan keadilan serta semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan.

Hanif Q. Arifin
Ketua Umum PD KAMMI Jember

Tidak ada komentar