Jilbabmu bukan Hijabmu




Buat kamu yang wajahnya bertebaran di media sosial
Semoga engkau lekas sadar bahwa jilbab yang kau kenakan
sudah tak berfungsi lagi sebagai hijab
Jika ada yang memandang bahwa hijab adalah jilbab yang melilit kepala, maka dia salah, karena pengertian hijab bukan tentang jilbab atau apa saja yang membungkus tubuh, melainkan juga membungkus hati. Hati yang rapuh karena terlalu bernafsu pada pujian manusia, hati yang sakit karena mengharap cinta manusia, atau hati yang bernanah karena sudah tak punya rasa malu lagi pada Allah. Lalu apa perbedaan hijab dan jilbab ?

Setiap yang berhijab sudah pasti berjilbab, tapi yang berjilbab belum tentu berhijab. Lihatlah para wanita berjilbab di luar sana yang begitu semangat memampang foto tercantik mereka di media sosial dengan beragam gaya. Apakah seandainya engkau sebagai lelaki tidak tergiur ? Atau tidak tergerus hatimu untuk mengaguminya ? Jika tidak, makau kau bukan lelaki normal.

Keindahan dan kecantikan bukan untuk di umbar, apalagi jika hal itu sampai membangunkan syahwat seorang lelaki. Tidakkah justru itu dosa ? Sebab itu pula hijrah seorang muslimah tidak hanya ketika ia pertama kali memakai jilbab, tapi berkali-kali saat hati mulai lelah untuk taat, saat iman melemah dan lebih memilih pujian dunia.

Berhati-hatilah wahai wanita. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa, "Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita"

Wanita itu fitnah, yang berparas biasa saja mampu membius, apalagi yang berparas cantik, dia bisa 
membunuh iman di hati seorang lelaki. Tidakkah kau ingat kisah seorang penghafal qur'an yang meninggal dalam keadaan su'ul khotimah karena lebih memilih wanita yang ia cintai daripada keimananya. Jika yang banyak hafalan saja mampu terbius, apalagi yang tipis keimanannya. Bukankah setan berjalan dalam aliran tubuh kita, yang setiap detik merayu dan menebalkan hawa nafsu yang bersumber dari pandangan mata.
Ingat kembali untuk apa engkau berjilbab, untuk apa engkau menutup aurat. Jika memang niat karena Allah, jika memang niat ingin meraih ridho-Nya, maka sudah selayaknya kau taati setiap perintah-Nya untuk tidak menarik hati lelaki, untuk tidak mengumbar kecantikan yang justru berbuah ujub dan riya'.

Simpanlah kecantikanmu, cukuplah mahrammu saja yang tahu, cukup suamimu yang menikmatinya, jangan kau bagikan secara gratis kepada lelaki di luar sana, yang tidak semuanya menundukkan pandangannya.
Jilbabmu yang lebar dan panjang itu, sudah selayaknya menjadi pelindung dan bentuk dari keimananmu. Bantulah para lelaki menghijab hatinya. Tidakkah kau kasihan jika ada lelaki menaruh hati padamu, sedangkan dia bukan jodohmu, sedangkan dia di nanti wanita lain di luar sana. Tidakkah kau kasihan pada wanita tersebut ? yang hati calon suaminya telah kau renggut. Posisikan dirimu sebagai dia, maka kau akan memahami kenapa menghijab hati itu penting.

Buatmu para muslimah...

Jangan biarkan banyak lelaki menaruh hati padamu hanya karena kamu tak mampu menghijab hatimu, hanya karena fotomu yang bertebaran di media sosial, dan jangan biarkan kau membuat Allah marah dengan apa-apa yang tidak Dia sukai. Mulailah dari hari ini, berfikirlah sudah sejauh mana hijrahmu, sudah sedalam mana cintamu pada Allah. Jika masih dangkal, jika masih menipis, maka berhijrahlah kembali, hingga kesekian kali yang tak terhitung jari, dan satu hal lagi yang perlu kau ingat yang menjaga hanya untuk yang terjaga, istiqomahlah.(afza/19'17)

Tidak ada komentar