Talkshow Kepemudaan "Meretas Jalan Baru Gerakan Pemuda Membangun dari Desa Menuju Indonesia Jaa 2045"


sumber:pic.by-dns
PD KAMMI Jember, bekerjasama dengan semua komisariat Jember, Komisariat Tjokroaminoto, Komisariat Polista, dan Komisariat Sahabat telah menyelenggarakan talkshow kepemudaan dengan tema “Meretas Jalan Baru Gerakan Pemuda Membangun dari Desa Menuju Indonesia Jaya 2045” dengan menghadirkan empat pembicara, Dr. H. Sri Kantono selaku perwakilan dari Dispora Jember, Dedi M. Nurrahmadi, SP. M.Si mewakili Bupati karena berhalangan hadir, Bapak Arum Sabil sebagai praktisi dan penggagas padepokan Arum Sabil, serta Robert Edy S., S. Pd. M.Pd selaku Ketua Bidang SDM Strategis Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Serta Orasi Kebangsaan oleh Bapak Suprapto dari Bakesbangpol. Dipandu oleh moderator, Novia Puspitasari.

Acara dibuka dengan sambutan dari Achmad Najib Zamzami selaku Ketua Pelaksana, kemudian dilanjutkan oleh Ketua Umum PD KAMMI Jember, Alfian Eko Nurcahyo. Sambutan juga diberikan oleh pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember serta dilanjutkan dengan orasi kebangsaan yang disampaikan oleh Bapak Suprapto dari Bakesbangpol, memberi semangat pemuda untuk bangkit membangun desa. Sebelum sampai pada acara inti, peserta dihibur oleh adik-adik dari desa binaan KAMMI Jember yang berasal dari Jumerto. Mereka adalah anak-anak yang dibina oleh KAMMI Jember melalui desa binaan Bidang Sosial Masyarakat Komisariat dan Daerah dimana KAMMI bekerjasama dengan seorang pembina luarbiasa yang mengabdikan diri sebagai pendidik bagi anak-anak tersebut dalam memberi bimbingan belajar gratis di desa Jumerto. Ibu Siti, begitulah beliau dipanggil. Selain memberi bimbingan gratis, beliau bersama KAMMI Jember mengumpulkan donasi untuk melengkapi fasilitas belajar yang masih kurang seperti buku serta alat tulis lainnya. Kini beliau turut hadir mendampingi anak-anak yang tampil dalam acara ini.

Talkshow mengambil tema tentang desa "Meretas Jalan Baru Gerakan Pemuda Membangun dari Desa Menuju Indonesia Jaa 2045". Desa menjadi sorotan karena pada desa tersimpan sumberdaya yang bisa dikembangkan dan berpotensi  untuk mendukung pembangunan bangsa. Harapannya dapat muncul kesadaran pemuda untuk mengelola desa. Melihat fenomena yang terjadi dalam masyarakat bahwa desa kurang dikelola karena masyarakat desa cenderung beralih ke kota unuk mencari penghidupan yang lebih layak. Dr. H. Sri Kantono menuturkan bahwa ada 248 desa di Jember, untuk mengelola desa tentunya dibutuhkan planning atau perencanaan. Dispora juga telah memberikan pelatihan kepada masyarakat misalnya budidaya tanaman hidroponik dan pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat dalam program pemuda pelopor. Dispora sangat mendukung kegiatan pemuda atau organisasi kepemudaan termasuk KAMMI dalam menyelenggarakan agenda-agenda kemasyarakatan. 

Dilanjutkan dengan pemateri kedua, Dedi M. Nurrahmadi, SP. M.Si. Beliau menjelaskan bahwa potensi sumberdaya Jember tidak kalah dengan daerah lain. Namun ada masalah yang menjadi penghambat jalannya pemberdayaan. Perguruan Tinggi di Jember yang sudah cukup tua dipandang sebagai inisiator dan dinamisator dalam hal pemberdayaan sumberdaya ternyata belum dapat memberikan korelasi antara jumlah sarjana yang mampu dicetak dengan pemberdayaan sumberdaya di Jember khususnya di desa. Padahal Perguruan Tinggi di Jember dapat meluluskan sarjana khusus warga Jember sendiri sejumlah 2000-3000 sarjana/tahun. Hal ini dikarenakan pemuda yang telah mengenyam pendidikan di kota enggan kembali ke desa. Ini dikarenakan memang setiap orang dituntut untuk memenuhi kebutuhannyadan di desa dirasa kurang mendukung untuk itu. Jember sendiri memiliki 10%-15% desa yang tercatat sebagai desa tertinggal dari jumlah total keseluruhan desa di Jember. 

Selanjutnya pemateri yang ketiga, Bapak Arum Sabil. Beliau adalah sosok inspiratif, seorang praktisi, dan teladan bagi anak muda. Di usia beliau saat ini, Bapak Arum Sabil dikenal sebagai penggagas Padepokan Arum Sabil. Beliau menuturkan bahwa sejatinya padepokan tersebut bukanlah suatu instansi namun itu adalah tempat tinggal. Rupanya hunian yang kini telah dikenal luas sebagai tempat yang begitu inspiratif dengan city forest-nya tersebu tidak lepas dari usaha keras dan kepedulian beliau pada lingkungan. Keistiqomahan yang kemudian menghantarkan beliau hingga mencapai kesuksesan saa ini. Pun demikian, Bapak Arum Sabil tetap menjadi sosok rendah hati dan bijaksana. Beliau menjelaskan bahwa seorang pemuda adalah agen perubahan. Melakukan perubahan tentu dengan melakukan sesuatu tindakan. Ada dua hal yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu yaitu lingkungan dan pola pikir.
Pemateri terakhir, Robert Edy S., S.Pd. M.Pd selaku Ketua Bidang SDM Strategis Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia menjelaskan bahwa edukasi diperlukan sebagai solusi membangun desa. KAMMI memiliki 580 komisariat yang tersebar di seluruh Indonesia. KAMMI berusaha memberikan edukasi bagi masyarakat melalui desa binaan dan program-program lainnya untk pembinaan desa. Beliau menambahkan bahwa pendidikan negeri ini cenderung urban sentris sehingga perlu adanya edukasi untuk mengembangkan potensi masyarakat dengan meningkatkan softskill yang sesuai dengan potensi desa.

Talkshow berlanjut dengan sesi diskusi atau tanya jawab. Pertanyaan yang dilontarkan beragam dan semua dijawab oleh masing-masing pemateri dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkait cara merubah mindset dan tips membangun desa, serta cara menumbuhkan mental untuk bangkit kembali. Dari diskusi ini, menunjukkan bahwa banyak pemuda yang sebenarnya peduli pada desa. Di akhir bincang-bincang ini ditutup dengan closing statement dari masing-masing pemateri. Selanjutnya ada penampilan puisi dari adik-adik desa binaan KAMMI, dilanjutkan doa bersama yang menambah khidmatnya acara. (izg/18/05/2017)

1 komentar:

  1. semoga berkah ya.. ditunggu acara-acara selanjutnya ya gues ^^

    BalasHapus